10 Bentrokan dan Tawuran Tersadis yang Pernah Terjadi di Palu



1. Bentrokan Warga Kelurahan Pengawu dan Kelurahan Duyu

Bentrokan terjadi pada tahun 2013, dipicu pemukulan warga hingga meluas ke tawuran massal. Sembilan rumah dibakar, sejumlah bangunan juga mengalami kerusakan di bagian jendela dan atap rumah.

Bentrok itu menewaskan satu orang warga karena mengalami luka tembak di bagian dada. Selain itu, belasan warga mengalami luka-luka terkena senapan angin, anak panah, dan lemparan batu.

2. Bentrokan Warga Nunu dan Tavanjuka

Bentrokan terjadi pada tahun 2011, mengakibatkan tujuh orang terluka. Peristiwa itu dipicu oleh pembakaran rumah warga Jalan Jati, Kelurahan Nunu, pukul 03.00 Wita. Rumah tersebut dibakar orang tidak dikenal dengan wajah ditutupi cadar dan sarung. Kursi tamu dan gorden hangus terbakar. Api juga menjilat dinding rumah tetangga.

Sejumlah warga Nunu yang sedang ronda melihat api berkobar. Sebagian berusaha membantu memadamkan api, sedangkan yang lain mengejar pelaku yang melarikan diri menuju Kelurahan Tavanjuka. Warga lainnya memukuli tiang listrik sehingga menimbulkan kegaduhan dan akhirnya terjadi konsentrasi massa.

Bentrokan tidak bisa dihindari lagi. Sekitar pukul 05.30 Wita, warga dua kelurahan itu sudah saling berhadapan. Kerusuhan itu mendapat perhatian Wali Kota Palu, Rusdy Mastura.

Rusdy terpaksa membuka baju di tengah-tengah lokasi bentrokan sambil memukul-mukul dada meminta warga segera pulang ke rumah masing-masing. Rusdy juga meminta agar warga di dua kelurahan tidak melakukan tindakan yang melanggar hukum.

Warga Kelurahan Nunu kembali bentrok dengan warga Kelurahan Tavanjuka pada tahun 2012. Penyebabnya salah paham antar pemuda yang kemudian melibatkan warga. Akibatnya satu warga tewas dan sejumlah rumah terbakar dalam kejadian ini. Selain itu puluhan warga terkena senapan angin.

3. Bentrokan Antar Warga di Tatanga

Bentrokan antar warga di Kecamatan Tatanga, Palu, terjadi pada tahun 2015. Bentrokan melibatkan warga yang masih dalam satu kelurahan, namun beda RW.

Bentrokan dipicu oleh bunyi petasan dalam salah satu kelompok warga. Selain itu, adanya ulah provokator pemuda yang menggeber gas sepeda motor. Dua kelompok warga akhirnya saling serang menggunakan senjata rakitan, senjata tajam, dan petasan.

Sekitar pukul 02.30 Wita, Polsek Palu Barat tiba di lokasi perbatasan kedua RW tersebut. Namun, bukannya berhasil membubarkan kelompok yang bertikai, mobil patroli malah terkena tembakan senjata rakitan (dumdum). Kaca depan mobil patroli polisi pecah.

Sekitar delapan menit kemudian, aparat Brimob datang menembakan gas air mata di perbatasan antar RW tersebut untuk membubarkan dua kelompok warga yang saling serang.

4. Bentrokan Warga Kayumalue dan Taipa

Gara-gara bertaruh judi sabung ayam, dua warga bertetangga, Kelurahan Kayumalue dan Kelurahan Taipa, Palu Utara, bentrok pada tahun 2013. Akibatnya belasan warga dari dua kelurahan mengalami luka-luka terkena lemparan batu.

Bentrokan dipicu dari perselisihan di arena judi sabung ayam di Kelurahan Kayumalue. Perselisihan ini merembet hingga melibatkan warga dua kelurahan.

Jalur poros trans Sulawesi di Palu Utara, dijadikan arena 'pertempuran' tepatnya di perbatasan Kelurahan Taipa dan Kayumalue. Ratusan warga dari dua kelurahan ini saling serang menggunakan berbagai senjata tajam. Beberapa warga terlihat membekali diri dengan busur dan anak panah.

Akibat bentrokan yang berlangsung, sedikitnya belasan warga dari dua kelurahan terluka akibat lemparan batu. Aparat gabungan dari Polres Palu dan Brimob Polda Sulteng dikerahkan ke lokasi untuk melerai bentrokan.

5. Tawuran Antar Fakultas Mahasiswa Universitas Tadulako

Fakultas yang terlibat tawuran itu adalah Fakultas Teknik dengan Fakultas Ekonomi dan Fakultas Hukum pada tahun 2014. Diduga, tawuran terjadi akibat pemukulan yang dilakukan mahasiswa Fakultas Ekonomi terhadap mahasiswa Fakultas Tehnik.

Tidak terima temannya dipukuli, sejumlah mahasiswa Fakultas Teknik mendatangi Fakultas Ekonomi. Saat mahasiswa Fakultas Tehnik datang, ada pelemparan batu dari arah Fakultas Hukum. Disangka yang melakukan pelemparan batu itu adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi, sebab jarak Fakultas Ekonomi dengan Fakultas Hukum saling berdekatan.

Alhasil, aksi tawuran pun tak terhindarkan antara Fakultas Tehnik melawan Fakultas Ekonomi dan Hukum. Mahasiswa terlibat saling serang, dengan menggunakan kayu balok, dan batu. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, namun sejumlah mahasiswa terluka.

6. Bentrokan Warga Kelurahan Kampung Lere dengan Kampung Baru

Sejumlah warga terluka akibat tawuran antarwarga di perbatasan Kelurahan Kampung Baru dan Kelurahan Lere pada tahun 2014 dan 2015. Tapi di kedua kejadian tersebut Polres Palu berhasil mengamankan situasi.

Pada tahun 2014 kerusuhan dipicu seorang warga yang diserang anak panah. Korban kemudian melapor pada teman-temannya sehingga tawuran terjadi. Aparat mengamankan barang bukti berupa senjata dan kendaraan yang digunakan saat tawuran.

Pada tahun 2015 kerusuhan dipicu tertembaknya seorang warga dari salah satu kelurahan saat sedang mengembala kambing. Kemudian kedua warga dari kelurahan akhirnya saling bersitegang. Lalu saling serang dengan menggunakan senjata angin, busur dan batu.

7. Bentrokan Warga Jalan Anoa dan Warga Jalan Darussalam

Kejadian ini terjadi pada tahun 2016. Sejumlah warga dari kedua kelompok diamankan beserta beberapa barang bukti, diantaranya busur, ketapel, dan badik oleh pihak kepolisian.

Bentrokan antar warga ini terjadi sekitar pukul 04.00 Wita. Aksi saling serang antar kedua kelompok warga ini sempat direkam oleh beberapa warga yang berada di lokasi kejadian.

Masing-masing warga mempersenjatai diri mereka dengan menggunakan berbagai senjata tajam, seperti parang, bom molotov, busur, dan petasan.

Aparat kepolisian yang dibantu TNI dari Batalion 711 Raksatama, langsung melakukan penyisiran di pemukiman warga yang terlibat bentrokan. Dari hasil penyisiran ini aparat gabungan TNI/Polri berhasil mengamankan sejumlah barantg bukti diantaranya busur, ketapel, badik serta bom molotov.

Bentrokan bermula saat salah satu kelompok terlibat saling ejek sehingga meluas menjadi bentrokan antar warga. Akibat bentrokan ini, sejumlah warga dari kedua kelompok pemuda terluka akibat terkena peluru senapan angin serta busur.

8. Bentrok Warga Desa Loli Oge, Kabupaten Donggala dengan Kelurahan Watusampu, Kota Palu

Bentrokan terjadi pada tahun 2011. Akibat kejadian itu, dua warga Kelurahan Watusampu mengalami luka serius di bagian kepala dan tangan.

Menurut sejumlah saksi, tawuran antar warga ini, bermula saat pertandingan sepakbola antar kesebelasan Kelurahan Watusampu dan kesebelasan Dalaka. Saat pertandingan berlangsung terjadi lemparan batu ke tengah lapangan sehingga membuat suasana kacau.

Keributan pun berlanjut di jalan raya. Dua warga Watusampu yang baru saja menyaksikan pertandingan tiba-tiba dihadang sejumlah warga Desa Loli Oge dan dikeroyok. Tidak terima rekannya dikeroyok ratusan warga Watusampu melakukan aksi solidaritas dan melakukan penghadangan terhadap warga Loli Oge.

9. Tawuran Mahasiswa Untad dengan Warga Tondo

Tawuran antar mahasiswa Mapala Fakultas Teknik Untad (Universitas Tadulako) dan warga kelurahan Tondo terjadi kampus Untad, pada tahun 2016. Tercatat ada empat mahasiswa mengalami luka-luka dan sejumlah sepeda motor termasuk pos Satpam mengalami kerusakan.

Bentrokan ini dipicu aksi pemukulan terhadap mahasiswa Mapala Teknik oleh Satpam. Penganiayaan ini terjadi karena adanya pembatasan jam malam di kampus. Pada hari seninnya, sekelompok mahasiswa Mapala Teknik mendatangi pos security Kampus. Mereka kemudian menyerang dan melempari pos Satpam yang ada di pintu masuk kampus Untad.

Akibat penyerangan itu, sebuah televisi yang ada di pos itu mengalami kerusakan. Sekelompok mahasiswa itu juga memukul petugas Security kampus dan membakar ban bekas di sekitar pos. Aksi mahasiswa ini memicu kemarahan warga sekitar.

Setengah jam kemudian, Satpam dibantu sejumlah warga sekitar berupaya mengamankan mahasiswa yang melakukan pengrusakan. Namun, mendapat perlawanan dari mahasiswa, hingga akhirnya terjadi kericuhan.

Versi lain menyebutkan, bentrokan antar warga dan mahasiswa Fakultas Tekni Untad itu terjadi setelah puluhan warga Tondo berkumpul di Pos Security Untad. Mereka bermaksud mendatangi mahasiswa yang melakukan pemukulan terhadap satpam di kampus Untad.

Sekitar pukul 15.30 warga langsung mendatangi sekretariat Mapatekno Fakultas Teknik Untad. Di sini terjadi aksi saling lempar antar mahasiswa dan warga. Warga Tondo dikabarkan mundur, sehingga dua sepeda motor dibakar. Beberapa menit kemudian, warga Tondo kembali datang dengan jumlah yang lebih banyak. Mereka melakukan pembakaran sebanyak 2 sepeda motor.

10. Bentrokan Polisi Dengan Warga di Jalan I Gusti Ngurah Rai

Bentrokan antara polisi dan warga di Kota Palu terjadi pada tahun 2015. Menewaskan satu orang warga karena terkena tembakan dan tiga orang polisi yang ditebas dengan senjata tajam. Kejadian itu terjadi sekitar pukul 00.30 WITA di jalan I Gusti Ngurah Rai, saat tiga anggota Polsek Palu Selatan hendak memantau keamanan di wilayah tersebut.

Sebelumnya tim Subdit Kejahatan dengan Kekerasan (Jatanras) Polda Sulawesi Tengah melakukan razia di lokasi kejadian. Ada laporan bahwa beberapa warga melempari mobil yang melintas dengan batu. Ketika tiga polisi tersebut berupaya mengumpulkan informasi dari warga kemudian ada serangan tiba-tiba.

Polisi juga sempat mengeluarkan tembakan peringatan yang mengarah ke udara untuk membuat massa tenang. Namun tiga Polisi di tempat kejadian terlanjur dibacok di beberapa bagian tubuhnya, mengakibatkan luka parah.

Beberapa saat kemudian, datang pasukan polisi untuk membantu pengamanan, namun warga yang berkumpul telah bubar. Saat pemeriksaan tempat kejadian, ditemukan salah seorang warga dalam kondisi tidak bernyawa karena mengalami luka tembak di bagian perut.



Preferensi

1 comment:

Powered by Blogger.